Mengungkap Weton 10 November 2005: Karakter, Keberuntungan, dan Tantangannya
RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Menarik sekali! Kita lagi ngomongin tentang perhitungan tanggal yang cukup kompleks dan mendetail dari kalender Jawa.
Tanggal ini bukan cuma tanggal biasa, tapi ada makna filosofis dan karakteristik yang melekat dari tiap unsur hari, wuku, weton, dan elemen-elemen lain.
Jadi, mari kita eksplorasi lebih dalam dan lebih santai. Berikut adalah penjelasan rinci, tapi tetap kreatif dan simpel untuk dipahami.
Perpaduan Tanggal: Masehi, Jawa, dan Hijriah
Tanggal Masehi yang kita mulai bahas adalah 10 November 2005, yang jatuh pada hari Kamis. Di kalender Jawa, hari ini disebut Kemis Legi, yang punya arti khusus.
Kemudian, dari kalender Hijriah, ini bertepatan dengan tanggal 8 Syawal 1426. Kombinasi tiga kalender ini bikin tanggal ini unik karena tiap kalender ini punya cara pandang berbeda tentang makna hari dan pengaruhnya terhadap karakter seseorang.
Watak Berdasarkan Weton: Kamis Legi
Dina (Hari): Kamis
- Sifat dari hari Kamis sering dibilang sebagai "Sangar Menakutkan." Cukup seram ya, tapi bukan berarti negatif. Sifat sangar ini kadang memberikan aura keberanian dan daya tahan yang kuat, terutama ketika menghadapi situasi yang tidak biasa.
Pasaran: Legi
- Bertanggung jawab, murah hati, dan supel – orang yang lahir di hari Kamis Legi dikenal enak diajak bergaul, sering membuat suasana jadi lebih gembira, seolah-olah mereka tidak punya beban. Menariknya, orang-orang dengan weton ini juga tahan begadang alias kuat tidak tidur malam, hati-hati tapi kadang suka bingung sendiri.
Hastawara / Padewan: Yama
- Unsur "Yama" ini melambangkan kesederhanaan, jorok, tapi juga pemaaf. Jadi meskipun mungkin suka cuek dengan penampilan, mereka punya hati yang legawa, gampang memaafkan orang lain.
Sadwara: Aryang
- Disini kita masuk ke sifat pelupa. Ini berarti mereka mudah melupakan sesuatu, tapi bukan dalam arti selalu lupa. Mereka kadang kehilangan fokus pada hal-hal kecil atau tidak penting menurut mereka.
Sangawara / Padangon: Jagur (Harimau)
- Orang yang lahir pada wuku ini punya karakter galak, waspada, luwes, dan kuat. Ini sifat yang mirip dengan harimau, yakni kemampuan untuk menyeimbangkan antara kewaspadaan dan kelembutan sesuai situasi.
Saptawara / Pancasuda: Satrya Wibawa
- Seperti namanya, berbudi luhur dan berwibawa adalah ciri utama. Mereka mampu memancarkan aura kepemimpinan dan kehormatan dalam setiap tindakan.
Rakam: Sanggar Waringin
- Elemen ini melambangkan hati yang teduh dan suka memberi perlindungan. Mereka bak pohon beringin yang rindang, membuat orang-orang di sekitarnya merasa aman dan tenang.
Paarasan: Lakuning Lintang
- Watak kesepian, suka menyendiri, dan memiliki sifat pendeta adalah ciri utama. Meski mungkin sering merasa sepi atau lebih suka sendiri, mereka punya kedalaman pikiran yang cenderung religius atau filosofis.
Watak Berdasarkan Wuku: Pahang
Pada perhitungan Jawa, tanggal ini jatuh pada wuku Pahang. Tiap wuku punya makna dan watak tersendiri, begitu juga dengan Pahang. Berikut penjelasannya:
Dewa Bumi: Bethara Tantra
- Unsur Bethara Tantra sering dikaitkan dengan keteguhan dan kekuatan batin. Mereka yang terpengaruh oleh wuku ini memiliki karakter tangguh dan tidak mudah goyah oleh masalah duniawi.
Pohon Gendhayakan
- Pohon ini dipercaya sebagai pelindung bagi orang sakit. Jadi, ada aspek penyembuhan atau kemampuan memberi ketenangan kepada orang-orang di sekitar mereka.
Burung Cocak
- Seperti burung Cocak yang suka bertempat di kota, mereka yang lahir di bawah pengaruh wuku ini pandai bicara dan cocok tinggal di daerah perkotaan.
Gedhongnya Terbuka
- Ini melambangkan sifat ikhlas dan dermawan. Mereka tidak ragu memberi atau berbagi kepada orang lain, terutama dalam hal yang bermanfaat.
Memandhi (menyunggi) Praja
- Ini punya makna ucapan yang bernuansa panas atau tegas. Mereka mungkin dikenal sebagai sosok yang bicara langsung tanpa tedeng aling-aling, tetapi tetap berbobot.
Ngiwakake Banyu (meminggirkan pasu air ke kiri)
- Sifat ini menunjukkan kebaikan hati yang perlu terus diasah, terutama dalam membentuk kebijaksanaan. Mereka kadang perlu lebih menata perilaku agar lebih selaras dengan nilai-nilai positif.
Pahang Ora Pinuju Ing Ati (tidak berkenan di hati)
- Artinya, mereka mudah tersinggung. Mereka kadang merasa tidak nyaman atau sensitif dengan kritik atau pendapat yang bertentangan.
Aral: Dianiaya
- Ada potensi mengalami fitnah atau ketidakadilan, sehingga perlu selalu waspada terhadap lingkungan sekitar.
Sedekah/Sesaji
- Pada wuku Pahang, sangat dianjurkan memberi sedekah berupa nasi gurih dang-dangan dengan lauk ayam putih. Ini sebagai bentuk keseimbangan spiritual dan kepedulian terhadap sesama.
Doa dan Sholawat
- Sholawat sebanyak 40 kali disarankan, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan perlindungan dari segala kesialan.
Kala Jaya Bumi: Selatan
- Hindari bepergian ke arah selatan saat wuku ini sedang berlangsung, karena dianggap kurang baik secara spiritual.
Hal-hal yang Baik dan Tidak Baik Dilakukan Saat Wuku Pahang
Ada berbagai panduan tentang kegiatan yang baik atau tidak baik dilakukan saat berada di wuku Pahang:
Baik untuk: Mengobati penyakit, menanam, dan menikah. Hal-hal ini diperkirakan mendapat hasil baik dan penuh berkah.
Tidak Baik untuk: Bepergian jauh, mencari nafkah, atau membuat rencana besar. Wuku ini lebih cocok untuk kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan, spiritualitas, dan relasi dekat, bukan untuk urusan materi atau perjalanan jauh.
Mengapa Kita Harus Mengenal Weton dan Wuku?
Dengan memahami perhitungan seperti weton dan wuku ini, kita bisa mengenali karakteristik dasar yang mungkin belum kita sadari sebelumnya.
Terlebih, ini bisa membantu kita menentukan waktu yang tepat untuk berbagai kegiatan, dari yang sederhana hingga yang sakral.
Budaya Jawa penuh dengan filosofi yang menyimpan hikmah mendalam. Jadi, jangan ragu untuk mencoba memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.***